TAPANULI SELATAN,- Sekitar 500 orang perwakilan warga desa dan kelurahan se Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, mencurahkan isi hati (Curhat) atas derita yang mereka alami kepada H. Gus Irawan Pasaribu, SE. AK. MM. CA.
‘Curhat’ itu mereka sampaikan pada acara silaturahmi dan serap aspirasi anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu di Balai Karyawan PTPN III Batangtoru, Selasa (6/8/2024) siang.
Hadir tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga Bupati Tapsel dua periode, H. Syahrul M. Pasaribu. Anggota DPRD, Mhd. Rawi Ritonga, Kapolsek Batangtoru Iptu Recky Tarigan dan yang mewakili Danramil Batangtoru.
Acara diawali sambutan Rocky AP Gultom, anggota DPRD Tapsel dari Dapil 5 yang meliputi wilayah Kecamatan Batangtoru, Muara Batangtoru dan Marancar. Katanya, tiga tahun terakhir ini pembangunan Tapsel berjalan sangat lambat.
Hal itu terjadi antara lain disebabkan program pembangunan yang sudah disepakati DPRD dengan Bupati dà lam APBD sangat banyak yang tidak dilaksanakan oleh Pemkab Tapsel. Seperti tahun 2022, terjadi pembengkakan SiLPA (dana idle/nganggur atau parkir di bank) sebesar Rp345 Miliar. Demikian juga tahun 2023, SiLPA sebesar Rp125 M.
Kondisi perlambatan pembangunan ini, diperparah lagi dengan minimnya program Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dilaksanakan di Tapsel. Hal ini disebabkan ketidakmampuan Bupati melakukan pendekatan dengan pemerintah atasan.
“Jadi, kami terkadang malu sebagai anggota dewan. Aspirasi rakyat sudah kita akomodir dan ditampung di APBD. Kemudian sudah kita bahas dan disahkan bersama dengan eksekutif, tetapi banyak yang tidak dikerjakan Pemerintah Kabupaten,” ujarnya.
Acara yang dihadiri Ketua Pujakesuma Tapsel Ismadi, Ketua MUI Batangtoru, pengurus NU dan Muhammadiyah, pimpinan Muslimat NU dan Aisyiyah serta Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kecamatan Batangtoru. Para tokoh agama, adat dan tokoh pemuda ini berlangsung hikmat dan penuh rasa kekeluargaan .
Dengan dimoderatori Ketua GP Ansor Kecamatan Batangtoru, Ongki Saputra, satu per satu perwakilan masyarakat mencurahkan isi hatinya. Mereka cerita mengenai minimnya perhatian pemerintah daerah dan perusahaan di daerah itu kepada warga.
Ketua Muhammadiyah Kecamatan Batangtoru Muksin Panggabean mewakili tokoh agama. Suyatmo Siregar mewakili tokoh masyarakat, Ahmad Syaifuddin Pardede mewakili pemuda, Jefri Nauli mewakili Ormas, dan Hajjah Pulungan mewakili kaum perempuan.
Kata mereka, kecamatan Batangtoru merupakan daerah penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Pemkab Tapsel, Karena ada Tambang Emas Martabe, perkebunan PTPN III dan lainnya. Namun kondisi perkembangan masyarakatnya tetap begitu-begitu saja, bahkan perkembangannya melambat.
Dua tahun terakhir, sebut mereka, pembangunan dan kepemimpinan di Tapsel mandek. Terjadi perlambatan pembangunan sarana fisik dan sumber daya manusia. Hal ini cukup terasa di Kecamatan Batangtoru, Muara BatangToru, Angkola Sangkunur, Angkola Barat dan Marancar.
Di lima kecamatan itu, minim pembangunan jalan dan tidak ada pemeliharaan. Ada bantuan dana CSR, tapi kurang transparan pengalokasian dan pengelolaannya. Sehingga tidak bisa dibedakan mana program perusahaan dan mana program pemerintah.
“Terimakasih pak Gus, karena sudah mau ‘turun gunung’ ke Tapsel. Tolong kami pak, bantu perbaiki semua kealpaan pemerintah Tapsel saat ini. Sehari-harinya kami berkecimpung di lima kecamatan itu, masyarakatnya juga mengeluhkan hal yang sama,” terang mereka.
Kemudian, Batangtoru sangat butuh sumber air bersih. Sudah sering disampaikan ke pemerintah daerah dan perusahaan, tetapi sampai sekarang masyarakat masih harus kesana kemari mencari air bersih. Pada musim kemarau, kondisinya semakin parah.
Masyarakat Kecamatan Batangtoru dan empat kecamatan lainnya sangat membutuhkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sehingga apabila ada yang membutuhkan pengobatan rawat inap, tidak lagi terpaksa harus ke Sidimpuan atau ke Sibolga.
Kaum perempuan membutuhkan perhatian pemerintah. Terlebih-lebih pada program pemberdayaan yang dapat membantu perekonomian keluarga. “Pak Gus, tolong jembatani kami agar mendapat perhatian pemerintah,” kata Hajjah Pulungan.
Menjawab ini, anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu menyatakan telah mencatat semua keluhan masyarakat Kecamatan Batangtoru. Ia menjanjikan perbaikan segala kekurangan yang terjadi.
“Tentang transparansi dana CSR, kita perbaiki. Memang, seberapa besarpun anggaran itu, jika tidak tepat sasaran, maka tidak akan terasa dan tidak terlihat. Di sini saya tegaskan, ke depan, masyarakat sekitar tambang harus menikmati keberadaan tambang,” tegas Gus.
Terkait program pembangunan dari pusat ke Tapsel, kata Gus, tetap diupayakan seperti selama ini. “Saat pak Jokowi Presiden, program itu bisa kita bawa. Apalagi setelah pak Prabowo Presiden, Insya Allah kita perbanyak lagi,” terang Ketua DPD Gerindra Sumut.
Mengenai air bersih. Gus menyebut program prioritas Presiden RI terpilih Prabowo Subianto antara lain adalah kemandirian pangan dan energi. Tentu saja didalamnya sudah termasuk kemandirian air. “Ya, kita masukkan ke dalam program prioritas,” ujarnya.
Terkait pembangunan dan pemeliharaan jalan, khususnya yang berstatus Jalan Kabupaten di Tapsel, Gus Irawan mengaku telah menerima banyak keluhan dari masyarakat di 14 kecamatan lainnya.
“Saya Pun bingung kenapa seperti itu. Padahal ada anggaran untuk pembangunannya, tetapi tidak dipergunakan oleh Pemkab Tapsel. Sehingga terjadi sisa anggaran atau SILPA yang jumlahnya ratusan miliar, di dua tahun anggaran terakhir” sebut Gus.
Rumah sakit, sudah masuk program prioritas Prabowo setelah dilantik jadi Presiden RI. “Sering kita diskusikan kenapa banyak warga Indonesia yang berobat ke luar negeri. Kesimpulannya, kita harus tingkatkan mutu fasilitas dan pelayanan,” kata Gus.
Mengenai pemberdayaan ekonomi, Gus menyebut salah satu program prioritas Presiden Prabowo adalah makan bergizi gratis. Selain untuk mengatasi stunting, program ini juga bertujuan untuk pemerataan perekonomian rakyat.
Program ini menciptakan lapangan kerja baru, karena akan didirikan dapur-dapur umum di setiap daerah. Kemudian semua kebutuhannya diambil dari daerah, seperti beras, telur, daging, ikan, sayur, susu dan lainnya.
“Manfaatkan dan nikmati potensi ekonomi dari program ini. Jadilah pekerja ataupun penyedia berbagai kebutuhan program makan bergizi gratis ini. Banyak peluangnya, warga setempat jangan sampai ketinggalan,” ujarnya
Sebelumnya, tokoh masyarakat Sumut dan mantan Bupati Tapsel due periode Syahrul M. Pasaribu mengaku gembira. Karena bisa membaur bersama ratusan perwakilan elemen masyarakat Kecamatan Batangtoru.
10 tahun ia menjabat Bupati Tapsel (2010-2015 dan 2016-2021), hubungan pemerintah dan masyarakat sangat kompak. Semua persoalan dapat diselesaikan secara bersama-sama. Tidak ada keluhan, meski tidak sempurna secara keseluruhan, tetap diupayakan semua tersahuti.
Di Batangtoru, persoalan pembuangan limbah tambang dapat dituntaskan. Pembangunan jalan nasional dari batas Tapteng-Tapsel sampai batas Tapsel- Sidimpuan terlaksana tanpa kendala. Juga Jalan Pantai Barat dari Jembatan Trikora sampai batas Tapsel-Madina.
“Pembangunan jalan alternatif dari Jembatan Trikora ke Kampung Telo yang kita rancang bersama beberapa bulan menjelang akhir masa jabatan saya, ternyata masih belum terealisasi. Peningkatan dan pemeliharaan jalan ke Batu Horing juga demikian,” katanya.
Dengan wajah sedih, Syahrul memohon maaf jika pembangunan Tapsel sekarang tidak sesuai harapan. Padahal ada anggaran yang sudah ditampung, tetapi tidak dipergunakan. Pihak pemerintah daerah berasalan saat itu ada pandemi Covid-19.
“Kemarin itu mereka beralasan tidak menggunakan anggaran karena terjadi Covid. Padahal hampir seluruh dunia dan semua daerah di Indonesia mengalami Covid, namun tidak semuanya mengalami perlambatan pembangunan seperti di Tapsel ini,” jelas Syahrul.
Tahun 2022, anggaran Tapsel yang tidak dipergunakan mencapai Rp345 M dan 2023 mencapai Rp125 M. Sangat disayangkan anggaran sebesar itu tidak dipergunakan, padahal sudah bisa membangun berbagai infrastruktur dan membantu perputaran ekonomi rakyat.
Kepada masyarakat, Syahrul Pasaribu meminta agar tetap jaga kekompakan. Yakinkan diri bahwa kondisi Tapsel yang stagnan dan mengalami perlambatan hari ini masih bisa kembali bangkit.
Selanjutnya Bupati Tapsel dua periode ini mengungkapkan terimakasih kepada Gus Irawan. Karena telah tulus dan ikhlas mau ‘turun gunung’ untuk mengikuti kontestasi Pilkada, demi mewujudkan cita-cita Tapsel kembali bangkit.*(tim)
0 Komentar