Dari Ruang Redaksi ke Meja Sidang: Kisah Yos Arnold Tarigan, Mantan Wartawan Kini Jadi Plt Kajari Madina


 MANDAILING NATAL — Di balik ketegasan wajah seorang jaksa, siapa sangka tersimpan kisah seorang mantan wartawan yang dulu berlari mengejar berita di jalanan Kota Medan. Ialah Yos Arnold Tarigan, SH, MH, MIkom.


Yos, sapaan karibnya, kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kejaksaan Negeri Mandailing Natal (Madina). Jabatannya hari ini mungkin terkesan prestisius. 


Namun mungkin masih sedikit yang tahu bahwa, langkahnya menapaki dunia hukum bermula dari kecintaan sederhananya menekuni hobi sebagai pembaca dan penulis.


"Sejak kecil, saya gemar membaca. Dari situ tumbuh minat menulis, yang terus saya dalami hingga masa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara," kenang Yos, Rabu (29/10/2025).


Mencari Berita, Mengejar Kebenaran


Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada 2006, Yos sempat bekerja di kantor pengacara. Tapi jiwanya di dunia jurnalisme ternyata lebih kuat. Ia menerima tawaran menjadi wartawan di Harian Medan Bisnis pada 2008, meliput isu hukum dan kriminal.


Hidupnya saat itu penuh dinamika. Dari ruang sidang hingga kantor polisi, dari jalanan malam Medan hingga Gedung Pengadilan, Yos menyelami berbagai wajah hukum di dunia nyata.

Di situlah ia belajar satu hal penting: hukum bukan sekadar pasal-pasal dingin di atas kertas.


"Menjadi wartawan memperkaya perspektif. Kita belajar melihat hukum tidak hanya dari teks pasal, tetapi dari sisi kemanusiaan," ujarnya pelan.


Berpindah Jalur, Tapi Tak Berpaling


Di 2011 menjadi titik balik. Yos memutuskan bergabung dengan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sebagai staf Penerangan Hukum. Dari balik podium dan mikrofon, ia belajar cara baru menyampaikan kebenaran, kali ini bukan lewat berita, melainkan lewat hukum.


Sembari bekerja, Yos menempuh pendidikan pascasarjana dan meraih Magister Hukum (MH) pada 2013. Tahun yang sama, ia lulus Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ), gerbang menuju dunia penegakan hukum yang sesungguhnya.


Kariernya pun menanjak cepat. Mulai dari Kejari Kabanjahe (Bidang Intelijen, 2013-2015), kemudian Kasi Pidsus Kejari Tapanuli Selatan (2018-2020), lalu Kasi Pidsus Kejari Deli Serdang, hingga Kasi Penerangan Hukum Kejati Sumut (2021).


Setiap jabatan yang diembannya menjadi bukti bahwa, kemampuan komunikasi dan kepekaan sosial, warisan masa jurnalistiknya, menjadi kekuatan tersendiri di institusi Adhyaksa.


Hukum dan Nurani


Kini, sebagai Plt Kajari Madina, Yos membawa filosofi yang jarang terdengar di ruang-ruang hukum, menegakkan keadilan dengan nurani. Ia percaya bahwa, tugas seorang jaksa bukan sekadar menuntut, tapi juga memulihkan rasa keadilan masyarakat.


"Keadilan bukan hanya tentang siapa yang salah dan siapa yang benar. Ada hati nurani yang harus tetap hidup di balik setiap keputusan hukum," ungkapnya dengan nada tenang.


Baginya, hukum yang baik adalah hukum yang dirasakan adil oleh masyarakat, bukan hanya oleh teks undang-undang.


Dari Ruang Redaksi ke Meja Sidang


Perjalanan Yos mengajarkan satu hal penting, jalan hidup tak selalu lurus, tapi setiap persimpangan membawa makna. Dari ruang redaksi yang riuh dengan deadline, kini ia memimpin lembaga yang menjaga keadilan di bumi Gordang Sambilan.


Ia menulis berita dulu dengan pena, kini menorehkan keadilan dengan tuntutan. Dalam dirinya berpadu dua dunia, ketajaman berpikir seorang jurnalis dan keteguhan moral seorang jaksa. Kombinasi yang membuat sosoknya unik di antara para penegak hukum.


"Saya selalu percaya, kata dan keadilan punya satu tujuan yang sama, mencari kebenaran," cetusnya tersenyum.


Sebuah Kisah tentang Integritas


Dari menulis berita hingga menulis sejarah karier di kejaksaan, Yos Arnold Tarigan adalah potret bagaimana integritas, kerja keras, dan kecintaan pada ilmu dapat mengubah jalan hidup seseorang.


Kini, di bawah kepemimpinannya, Kejari Mandailing Natal diharapkan tidak hanya tegas dalam hukum, tapi juga hangat dalam keadilan. Sebab bagi Yos, hukum yang baik adalah hukum yang berpihak pada manusia.


Diawal menjabat, Yos langsung memimpin upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 sebagai momentum mengenang semangat persatuan dan kebangsaan. Dengan lantang, Yos membacakan pesan dan amanat Jaksa Agung RI ST Burhanuddin dan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.


Dalam kesempatan itu, ‎Yos menegaskan pentingnya meneladani semangat Sumpah Pemuda dalam setiap langkah dan tanggung jawab sebagai pelopor perubahan penegakan hukum. Sebab, keadilan sejati hanya lahir dari keikhlasan dan hati nurani. (andry)


Posting Komentar

0 Komentar